PRAHARA HIMAS DI MATA ANAK BANGSA

(Tinjauan Perspektif dan Prospektif)

Oleh : Abdul Qodir Qudus

Penduhuluan

PERAN pemuda dan organisasi kepemudaan sangat strategis. Jumlahnya yang mencapai 80 persen dari penduduk Indonesia menjadi incaran berbagai pihak untuk kepentingan politik. Karena itu, partai politik berlomba-lomba mendirikan organisasi kepemudaan. Sayangnya, karena labil, pemuda mudah diprovokasi, dan masuk dalam lingkaran kekerasan. Karena itu, pembinaan terhadap pemuda dan organisasi pemuda sangat penting dilakukan.

HIMAS adalah sekelompok kaum muda terdidik yang mempunyai keinginan kuat untuk merubah sistem birokrasi yang monarchi mementingkan kepentingan pribadi di atas kepentingan masyarakat. HIMAS lahir dengan membawa satu tujuan besar dan mewujudkan harapan besar berpihak pada masyarakat besar bukan masyarakat kecil (kelompok, ormas Islam dan LSM). Kendatipun kemudian harus berhadapan dengan menir-menir birokrasi yang tidak bertanggung jawab dan tidak peduli dengan kepiluan masyarakat. Semangat membara kaum muda tidak akan pernah berhenti untuk berjuang demi kepentingan bangsa,negara dan agama.

HIMAS lahir dengan berasaskan Islam. Islam bukan simbol dan bukan pula ideologi, tapi Islam sebagai agama yang kita yakini membawa ajaran yang benar. Islam lahir sebagai agama merupakan jasa besar seorang pahlawan besar ribuan tahun yang silam yang sampai saat ini selalu kita banggakan MUHAMMAD BIN ABDULLAH seorang rasul dan nabi. Perjuangan membela Islam tidak mengenal lelah, capek, letih, sekalipun harus mengorbankan nyawa. Itulah potret perjuangan Nabi Muhammad SAW dengan para sahabatnya.

SAAT ini, banyak organisasi-organisasi dari tingkat Kelurahan sampai Nasional, baik dari organisasi kepemudaan, organisasi masyarakat sampai pada organisasi politik “semuanya berasaskan Islam”, pertanyaannya kemudian adalah apakah asas Islam itu sudah benar-benar menjadi nilai dasar dalam menjalankan roda birokrasi organisasi atau malah sebaliknya. Jawabannya akan kita temukan dari respon masyarakat menilai keeksistensi organisasi tersebut, hatta HIMAS sendiri.

HIMAS di mata HIMAS

ORGANISASI besar lahir dan dikelola oleh orang-orang besar dan akan mencetak generasi besar yang berkualitas dan hanya berharap pada Yang Maha Besar (Allah SWT). Organisasi HIMAS yang saya kenal adalah organisasi daerah yang dikelola oleh orang-orang cerdas, profesional dan accountable sebut saja Mahasiswa. Mahasiswa yang dikenal orang akan membawa perubahan dari segala bidang sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki, sehingga secara struktural Presidium HIMAS dengan pertimbangan Dewan Penasehat HIMAS menempatkan orang-orang pilihan untuk menduduki jabatan strategis sesuai dengan bidang dan keahlian yang dimilikinya.

TENTU saja yang terpenting dari semua itu adalah bagaimana bisa amanah terhadap tugas dan tanggung jawab yang dibebankan dan menyadari bahwa masa depan Kepulauan Sapeken ada pada pundak pemuda. Semangat dan ghirah kaum muda ini tidak akan pudar sampai titik darah penghabisan setelah berikrar dan bersumpah untuk tetap mengakui bahwa tanah air yang satu tanah air Indonesia , tempat kita berpijak, tempat kita dilahirkan dan melahirkan.

TERLEPAS dari semua itu, mari kita kembali melihat pada sisi lain tatkala mahasiswa yang terhimpun dalam komunitas HIMAS tidak punya semangat lagi untuk memberikan apresiasi yang positif terhadap keberadaan Organisasi Daerah sendiri. Hal ini terindikasikan dengan kurangnya sosialisasi dan tidak representatifnya devisi pengkaderan HIMAS, akhirnya banyak mahasiswa kepulauan tidak mengetahui keberadaan HIMAS sebagai organisasi daerah yang menampung aspirasi dan memperkuat tali persaudaraan Bajoisme. Kita menyadari mahasiswa yang tidak mengetahui HIMAS, yang sangat memprihatinkan lagi adalah justru yang mengetahui keberadaan HIMAS tidak pernah datang kalau ada pertemuan bahkan tidak mau tahu dengan HIMAS, budaya individualisme, dan borjoisme jangan sampai menjadi racun dalam tubuh HIMAS.

“APALAH arti perjuangan tanpa pengorbanan” bagaimana kita bisa merubah masyarakat, yang kita harapkan bisa memberikan secuel harapan untuk melahirkan masyarakat yang sadar hukum, membela keadilan, dan memperjuangkan hak-hak tertindas dan pro terhadap perjuangan anak-anak bangsa, sementara perjuangan kita tidak pernah menembus batas kegelapan, tidak oke dan tidak solid. Perjuangan anak bangsa tidak akan pernah redup, kita melihat tokoh pendiri himas Pak Syaifuddin, Pak Edi, Pak Rahmmatul Ummah, Pak Sudarman, Pak Noer Salam, mereka tidak pernah merasa letih untuk memperjuangkan, mengakomudir kepentingan masyarakat, mengadvokasikan korban KDRT dan sebagainya. Mari kita lanjutkan perjuangan pendiri HIMAS dengan tetap berpijak kepada asas dan nilai dasar HIMAS.

HIMAS di mata Masyarakat

ORGANISASI kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat yang merupakan tulang punggung masyarakat sipil sebagian telah terkooptasi dalam sistem politik dengan sebagian para elitenya yang lebih berorientasi mencari popularitas dirinya daripada misi yang diembannya. Kalau keadaan seperti ini terus berlaku, sebenarnya rakyat telah kehilangan segala-galanya. Mereka akan kembali bergantung hanya pada belas kasihan penguasa dan kembali sebagai kaum tertindas dalam praktik demokrasi yang hanya sebagai kedok belaka.

HIMAS tidak perlu jawaban dari berbagai persoalan tersebut. Sebenarnya yang dibutuhkan adalah membuat rakyat untuk tidak menjadi bingung dengan tindakan nyata yang tidak setengah-setengah, tindakan segera yang bukan sekadar menyenangkan, tetapi berdasarkan perencanaan yang matang dan memiliki akuntabilitas yang tinggi dan tidak terkontaminasi oleh kepentingan politik semata. Karena, salah satu peran yang diharapkan dari pemerintah adalah membangun kepastian-kepastian.

MAHASISWA ditengah kehidupan masyarakat dikenal sebagai tukang DEMO, yang kerjanya hanya menentang kebijakan pemerintah dengan dalih kepentingan masyarakat. Itulah potret mahasiswa di mata masyarakat. Sejatinya mahasiswa sebagai simbol perubahan, tentunya perubahan ke arah positif. Mahasiswa juga adalah kaum terdidik yang dijagokan untuk memberikan solusi atas problem yang terjadi ditengah masyarakat. Banyak hal yang menjadi kebanggaan yang diberikan oleh masyarakat kepada mahasiswa. Tentunya hal itu dijadikan sebagai pembakar semangat anak-anak HIMAS untuk tetap berpihak netral pada kepentingan umum dengan memberikan perlindungan kepada kaum yang tertindas tanpa harus melihat status sosial.

MASYARAKAT kepulauan Sapeken umumnya adalah masyarakat yang plural sebagaimana yang tertuang dalam mukaddimah AD/ART HIMAS yang melahirkan banyak penafsiran terhadap gejala-gejala sosial yang muncul. Peran dan fungsi HIMAS sangat diharapkan untuk memberikan konstribusi besar kepada masyarakat kepulauan. Tugas utama HIMAS adalah untuk merubah wajah kepulauan menjadi lebih baik dengan terobosan-terobosan baru, bukan hanya sekedar wacana.

Penutup

PERJUANGAN belum berakhir, target belum tercapai, sementara waktu tetap berjalan. Dengan demikian, diharapkan akan segera lewatlah zaman di mana masyarakat yang politically powerless hanya menyandarkan diri pada orang-orang kuat yang politically powerful. Akan dapat dihindarkan pula harapan-harapan kosong mengenai akan lahirnya "ratu adil" yang akan membereskan semua persoalan masyarakat. Yang kini dibutuhkan adalah lembaga-lembaga masyarakat yang kuat, transparan, dan saling mengontrol. Di dalam masyarakat yang transparan dan disertai kontrol yang ketat atas kekuasaan itu diharapkan bahwa yang akan lahir dan tumbuh nanti bukan lagi "orang-orang kuat" yang mahir menekan rakyat, melainkan "masyarakat kuat" yang mampu memperjuangkan kepentingan anggota-anggotanya secara adil dan sejahtera. Disinilah kiranya letak pentingnya peran dan tugas anak bangsa yang terhimpun dalam HIMAS sebagai salah satu perwujudan dari upaya menuju keadilan dan kesejahteraan itu. Wallahu a’lam bi alshowab

Tidak ada komentar: